Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Lady of Yoza

Sabtu, 15 November 2014

This story tells about a young man who lives as illegitimate son of a yakuza leader. his long journey and full of conflict makes him a man who does not have love and hope. affection for the mother turns into a grudge and the wait of the return of the father turned into a curse. his mother had to die because of the pursuit of him when he was taken away by his selfish father. His heart is cold and cruel. until a girl who is very soft and smooth change all his cruelty into love and warmth ... how she touched his heart? and how the story goes among them?

happy reading :)

this is it, I present to you, the Lady of Yoza...
Lady of Yoza

LADY OF YOZA
THE STORY OF HIM AND HIS WOMAN
Written by ERGO NN

BAB I

THE WRONGFUL MEETING

Shiki Kidou (21) bekerja sebagai seorang bartender di sebuah Bar di Kanagawa, Jepang. Yang juga merupakan milik ayah angkatnya, Dou Kagari, yang kebanyakan orang awam tidak menyadari tentang dirinya yang adalah seorang pimpinan kelompok Zabuza, salah satu kelompok Yakuza dengan kedudukan yang cukup tinggi. Salah satu kejahatan kelompok Zabuza adalah menyelundupkan para gadis-gadis muda dan brendi dari seluruh penjuru Jepang. Gadis-gadis muda itu diperjual belikan yang kebanyakan pelanggan mereka adalah kelompok Yakuza-Yakuza lain, mafia dan beberapa komunitas penjahat lainnya, karena kualitasnya yang tidak diragukan lagi. Malam ini Bar buka lebih awal. Malam ini adalah malam yang berbeda dari biasanya. Malam ini gadis-gadis pendatang baru, baru saja masuk dalam daftar pelacur di Bar. Bar yang biasanya sepi pengunjung, mendadak menjadi sangat ramai oleh kedatangan mereka. Kebanyakan dari mereka adalah anak perempuan dari seluruh Jepang yang berasal dari ekonomi rendah yang mencoba untuk bertahan hidup dengan menjual tubuh mereka. Shiki tidak menyangkal jika kegiatan dosa mereka sudah menjadi rahasia umum, para menteri dan aparat juga menginjakan kaki mereka ke dalam Bar milik kelompok Zabuza. Dan tak ada alasan untuk menghentikannya, mengetahui jika Shiki juga menikmati sebagian dari gadis-gadis itu.

Jam 22:45, sudah waktunya untuk membuka tirai showroom. Sebuah tirai merah di tengah panggung yang dipenuhi oleh gadis-gadis pendatang. Pembukaan tirai diisi oleh ledakan untuk menarik pengunjung. 34 gadis muda berusia kira-kira sekitar 17 tahun. Telah berbaris di panggung untuk siap untuk dipilih.

Kali ini pandangan mata Shiki seperti terkunci untuk terus melihat ke arah tirai. Dalam hidupnya gadis itu adalah gadis tercantik yang pernah ia lihat. Wajahnya mungil, dengan kulit yang putih mulus dan bibir merah muda mengkilap. Matanya secokelat pinus. Tubuhnya yang mungil dan rapuh dibungkus dengan kaos tanpa lengan berwarna merah dan rok panjang sepata kaki yang berusaha menutupi lekuk kakinya yang indah. Payudaranya terlihat begitu lembut dan penuh. Rambut emas yang sangat menawan. membuat Shiki ingin merengkuhnya kedalam pelukannya saat itu juga.

"gadis itu merupakan barang yang jarang. Ia sempurna”

Dou muncul dari belakang punggung Shiki dan menyiratkan seolah-olah ia mengerti dengan apa yang ada dalam pikiran Shiki.

“Ayah…”

Shiki menghela nafas.

“tumben sekali kau mau keluar dari ruanganmu, apakah semua urusan dengan para ‘penyelundup’ itu sudah selesai?”

“Shiki… sudah kubilang berkali-kali, kenapa kau selalu suka menyindirku?”

laki-laki bertubuh tegap berbaju biru muda dengan syal katun coklat itu menatap wajah Shiki dan kemudian keduanya tertawa terbahak-bahak.

“sebentar lagi semua ini akan menjadi milikmu, Shiki. Kau tau itu kan?…”

Laki-laki berumur 37 tahun dengan tinggi 177 cm itu berdiri dengan menatap wajah Shiki yang lebih tinggi sekitar 10 cm darinya itu.

“aku pikir kau sudah cukup matang bagiku untuk menerima semua warisan yang akan kuberikan padamu” tambahnya lagi.

“apa yang sebenarnya kau katakan?” Shiki mencela.

Dou menundukan kepalanya, mengambil rokok di kantuk celananya, dan menyalakannya dengan bantuan korek yang disodorkan oleh Shiki.

“Dengarkan aku Shiki” kata Dou.

“apapun yang nantinya akan terjadi, jangan pernah tinggalkan kelompok ini. berjanjilah kau akan menggantikanku memimpin Zabuza. Semua anggota Zabuza menghormatimu, mematuhimu, dan mengikutimu bukan karena kau putraku tapi karena mereka mengakui kekuatanmu untuk memimpin mereka dengan lebih bijak dariku dan aku bangga karenanya.”

Dou meletakan rokoknya dan menatap Shiki.

“tanpa diragukan mereka akan tetap setia berjalan dibelakangmu dan memberikan pengabdian diri mereka yang terbesar padamu. Karena itu aku tidak pernah khawatir jika nantinya aku mati…”

Mata Shiki terbelakak dan ia memotong perkataan Dou dengan cepat.
“kau tidak akan mati, brengsek! Hentikanlah omong kosongmu yang tidak berguna ini!”
Dou menggegam tangan Shiki dengan lembut dan ia melihat pandangan putranya tersebut mencair.

“kau adalah ayahku…” Shiki mencengkram bahu Dou.

“aku tidak akan pernah membiarkanmu mati apapun yang terjadi!”
Dou tersenyum lemah dan cengkraman Shiki mengendur.

“…sudahlah jangan kau pikirkan apa yang kukatakan tadi” Dou tertawa. “kau tau aku sangat suka bercanda…”

“jangan pernah mengunakan bercandaan bajinganmu itu lagi ayah, karena aku sedang tidak bercanda”

kilatan amarah muncul dalam mata coklat kemerahan Shiki yang mengubahnya menjadi seperti darah.

“baiklah, baiklah”

Dou tertawa, ia meraih kantong celananya dan melemparkan kunci ke tangan Shiki.

“kamar 7, ambilah gadis manapun yang kau sukai anggap saja aku memberikanmu kompensasi untuk kerja kerasmu selama ini”

Dou tertawa kemudian berjalan menjauh dari Shiki dan menghilang dibalik keramaian.
Shiki menatapnya dengan heran lalu kemudian menyungingkan senyum.

“orang tua sialan”.

Shiki berjalan kearah antrian. Kemudian sosok cantik itu kembali terlihat dihadapan Shiki. Ia begitu dekat dengannya. Dengan begini Shiki bisa melihatnya dengan lebih jelas. Ia adalah seorang dewi. Tidak ada di ruangan itu yang dapat menandingi kecantikannya. Shiki terus memandangi gadis itu sampai akhirnya gadis itu menyadari kehadirannya.

“malam ini kau harus memiliki bisnis denganku nona” kata Shiki kearah gadis itu.

“aku tidak menerima bayaran dibawah ¥ 250.000” kata gadis itu ketus.

Dari awal Shiki sudah mengetahuinya gadis itu berbeda dengan gadis-gadis yang biasanya ia temui di Bar ini. Kebanyakan dari mereka berusaha keras untuk menampilkan penampilan terbaik mereka agar menarik perhatian. Tapi gadis ini tidak. Shiki tau, gadis itu bukan seorang Prostitusi, ia mungkin seorang gadis yang diculik dan dijual dan itulah yang menarik perhatian Shiki dan dengan enggan melepaskannya.

“mahalnya... padahal dengan harga segitu aku sudah dapat meniduri lima orang wanita sekaligus”. Kata Shiki sambil tersenyum.

“kalau begitu carilah gadis lain untuk tidur denganmu jika kau tidak puas dengan hargaku!”

gadis itu kesal dan mulai membuang wajahnya.

Shiki mengeluarkan uang sebesar ¥ 250.000 dan meletakannya ditangan gadis itu. gadis itu sangat terkejut. Ia mungkin berpikir orang-orang di bar itu tidak akan mengeluarkan uang begitu banyak. Apalagi dari laki-laki muda yang masih berumur 20-an seperti Shiki.

“aku bilang kau mahal, tetapi aku tidak ingat aku mengatakan tidak jadi membelimu”.

Gadis itu menatap Shiki dengan pandangan kecewa tetapi tiba-tiba amarahnya kebali bangkit ketika ia merasakan tubuhnya sudah berada dipundak Shiki. Ia terus meronta. Tapi dengan alasan yang tidak jelas ia menjadi tidak seliar awal perjumpaan mereka.

“Wah Shiki kau mendapatkan tangkapan yang baik!” ujar laki-laki yang berdiri di samping meja Bar.

“kalau kau sudah selesai dengannya, lemparkan dia padaku!”

“kemudian aku!” kata laki-laki muda sedang berjongkok didekat mesin minuman.

“hei! Diam kalian semua! Bisakah kalian tidak berisik sedikit saja?” kata seorang laki-laki yang cukup tampan yang duduk dipinggir panggung dengan seorang pelacur dipangkuannya.

Laki-laki itu memiliki rambut hitam yang agak ikal dan mata hitam keabuan yang kental dengan hidung mancung dan kulit yang agak pucat. Pelacur itu melingkarkan lengan pada lehernya dan memainkan jarinya di dada laki-laki itu.

“Shiki bahkan belum tau kapan dia akan selesai!” katanya sambil melengkungkan bibir kearah Shiki.

Shiki tersenyum sarkastik.

Kashiwagi Sato, teman semasa kecil Shiki dan juga tangan kanan Dou. Sato lebih tua 3 tahun dari Shiki. Namun Shiki lebih tinggi beberapa senti darinya.Tubuhnya besar tapi masih kalah berotot dengan tubuh Shiki yang seperti beruang.

“kau hanya bicara begitu agar Shiki mau membagi gadis itu denganmu kan Sato!” kata laki-laki pendek yang berdiri didekat pintu.

“hei! Kau kan sudah dapat satu! Masih tidak puas? Dasar kau anjing liar yang rakus!”

“diam kalian semua! Akan ku robek dan ku keluarkan isi perut kalian nanti” kata Sato sambil menggulung lengan bajunya, ia berdiri dan membiarkan pelacurnya jatuh kelantai kemudian berjalan dan hendak membuat keributan.

Orang-orang berteriak kegirangan ketika Sato dan laki-laki disamping meja Bar saling menarik kerah dan hendak meninju wajah masing-masing. Kemudian mereka berhenti ketika mendengar suara datar yang menggelegar.

“gadis ini milikku, aku tidak akan membaginya dengan siapapun. jadi, jika kalian masih menginginkannya, akulah yang seharusnya kalian lawan”

Satu gertakan dari Shiki membuat mereka dalam diam kembali ke tempat duduknya masing-masing sambil mendumal. Kemudian mereka kembali dalam suasana ketika mereka belum menyapa Shiki, seolah melupakan masalah gadis itu dan membuat Shiki tertawa.

Shiki menatap gadis itu. anehnya, gadis itu sama sekali tidak mengatakankan apapun pada Shiki, bahkan melawan pun tidak. hanya menurut untuk mengikuti Shiki. Dan perubahan sifatnya yang drastis itu membuat Shiki waspada.

Mereka sampai di kamar yang sudah dipesan. Shiki membuka knot pintu, mendudukkan gadis itu dan kembali mengunci pintu dari dalam. Tapi ketika Shiki membalikan wajah dari gadis itu, sebuah kilatan benda tajam terlihat dari balik punggung Shiki. Gadis itu ingin melayangkan tusukan pisau kearah punggung Shiki. Namun sebelum pisau itu berhasil mencapai tujuannya. Shiki sudah terlebih dahulu membalikkan tubuh dan menangkis pisau itu. Ia melemparnya ke lantai dan dengan kuat menahan kedua tangan gadis itu di atas kepalanya. Gadis itu mengangkat kakinya, hendak menendang Shiki. Tapi Shiki dengan tubuh yang jauh lebih besar dengan mudah dapat menjatuhkannya ke lantai.

“pantas saja kau sama sekali tidak melawanku, ternyata kau sudah menyiapkan senjata untuk menyerangku ya?” kata Shiki sambil tertawa.

“maaf saja tapi ini bukan apa-apa bagiku, sayang. Aku bukan tipe laki-laki yang mudah diserang. Mengerti? ”.

“Dari mana kau tau aku akan menyerangmu?” kata Gadis itu sambil menahan kemarahannya.

“mudah saja. Tiba-tiba kau menjadi jinak dalam sekejap, apakah itu tidak pantas untuk dipertanyakan? Nah sekarang biarkan aku bertanya, untuk apa seorang gadis sepertimu berada di tempat ini?”.

Gadis itu terlihat sedikit kaget mendengar pertanyaan Shiki. “dari cara berpakaianmu itu sudah jelas bahwa kau bukanlah seorang prostitusi”.

Gadis itu terdiam, seperti hendak mengakui kebenaran itu.

“siapa namamu?”

“untuk apa aku menyebutkan namaku padamu?” jawabnya ketus.

“jawab aku!” bentak Shiki.

Gadis itu awalnya enggan. Tapi kemudian ia membuka mulutnya.

“Ashina”

“baiklah Ashina, dimana tempat kau diculik orang-orang itu?” Gadis itu kemudian menundukan wajahnya.

“dekat stasiun di Saitama”.

“tidak sejauh yang kupikirkan” kata Shiki.

Shiki menarik sebuah kursi dan duduk diatasnya sambil melihat kearah Ashina.

“bagaimana cara mereka dapat membawamu kemari?” Tanya Shiki.

“kenapa aku harus cerita padamu?”

Shiki kemudian tertawa “apa kau tidak berpikir, hanya akulah yang dapat menolongmu sekarang! Tapi jika kau tidak mau kutolong itu bukan urusanku lagi. Aku harus mengetahui darimana awal masalahnya”

Ashina awalnya merasa tidak yakin tapi kemudian ia menghelakan nafas. “baiklah”

“aku baru mau pulang dari kampusku siang itu” Kata Ashina sambil menundukan wajahnya.

"Ah, kau sorang mahasiswa..., lalu..." Shiki menganggukkan kepalanya.

“aku berjalan ke arh vending machine hingga ada tiga orang laki-laki dengan wajah menyeramkan memojokan-ku kedalam sebuah gang sempit. Mereka semua terlihat sangat menakutkan, mereka terlihat sangat dekat karna selalu memangil satu sama lain dengan sebutan kakak-adik”

“kakak-adik?” Shiki menyernyitkan dahi “apa kau bisa menjelaskan seperti apa ciri-ciri mereka?”

Ashina mengangguk.

“Laki laki yang pertama memiliki tubuh yang kecil, wajah pucat yang tirus dengan rambut keriting diikat kebelakang. Laki-laki yang kedua memiliki mata yang sipit. Hidungnya mencuat keatas dengan bentuk ukuran tubuh yang gempal. Sedangkan laki-laki yang terakhir bertubuh sedang, ia memiliki jenggot yang menutupi wajahnya dari rambut menyatu sampai ke dagunya. Ia juga menggunakan kacamata hitam sebagai pelengkap. Mereka bertiga memiliki bau yang aneh dan membuatku merasa mual. Dan mereka memiliki tato ular di…”

“di lengan kiri mereka” Shiki menyahut. Ashina tampaknya terkejut.

“kau mengenal mereka?”

Jelas Shiki mengenal mereka. Jinnbu-Roku-Gin, 3 bersaudara bodoh yang selalu melanggar setiap aturan yang diberikan Dou pada mereka. Kali ini apa tingkah mereka, menculik? Semua orang tau benar semua gadis-gadis yang berada di dalam bar adalah gadis-gadis yang datang karena keinginan mereka sendiri.

“tidak, tidak, aku hanya pernah mendengar dan ketiga orang yang kau sebutkan mirip dengan mereka” kata Shiki. “lalu?”

“Mereka berusaha untuk menyentuhku. Tetapi kemudian aku mengambil sebuah batu bata yang ada didekat kakiku dan melayangkannya ke kepala laki-laki berwajah tirus itu. Dan mereka marah. Mereka mencengramku dan tanpa basa basi meyeretku kesebuah tempat pelacuran. Mereka menutup mata dan mengikatkan kedua kaki dan tanganku dengan kain. Aku sempat pingsan karena bau obat tidur yang mereka berikan dan ketika tersadar disinilah aku”.

Kata Ashina sambil kemudian memeluk kedua lututnya.

“Kalau begitu kau harus berterima kasih denganku karena sudah mau menyelamatkanmu dari orang-orang di bawah sana” kata Shiki.

”Memangnya apa yang kau lakukan hingga aku harus berterimakasih padamu??!” kata Ashina sambil berteriak.

“jika saja aku tidak memilihmu maka kau akan digilir oleh pria-pria tua itu semalaman ini. Apa kau mau semuanya menjadi seperti itu?” Ashina dengan polos menggelengkan kepalanya.

Mengingat apa yang terjadi di Bar ketika Shiki membawanya.

“tenang saja, selama kau bersamaku mereka tidak akan berani menyentuhmu. Aku bisa menolongmu”

Mata Ashina tiba-tiba menjadi membesar karena bersemangat. “kau mau membantuku kabur dari sini?”

“itu mudah, kau bisa keluar dari pintu belakang dan aku dapat mengantarmu kesana…”
Ashina hampir tersenyum lega. “benarkah? Terimakasih…”

Shiki turun dari kursinya dan berjalan mendekati Ashina. “tapi aku tidak mau mengantarmu begitu saja”.

“apa maksudmu?” seketika senyum Ashina menghilang dari wajahnya.

“aku sudah kehilangan ¥ 250.000 hanya untuk menyewamu sendirian, kau pikir aku dengan mudah akan memberitahu dan mengantarkanmu ke pintu keluar?”

Ashina mulai menunjukan rasa marahnya saat Shiki mengenggam tangannya. “mau kau apakan aku?”

Shiki mendekatkan wajahnya. Matanya menyipit dan pandangannya menjadi sangat kejam dan dingin.

“Aku akan menidurimu terlebih dahulu” katanya sambil tertawa dan merobek pakaian Ashina dengan kejam.

“dasar bajingan! Kau pembohong” kata Ashina sambil memberontak.

“darimana kau belajar kata-kata tidak baik itu sayang? aku tidak berbohong, aku hanya berkata aku dapat menolongmu’kan? Dan aku memang dapat mengabulkannya”

“dasar Rendah kau!” Ashina mencoba mengeluarkan usaha perlawanannya yang sia-sia.

“sudahlah sayang, jangan melawanku. Itu akan membuatmu kelelahan”
Dengan sekejap mata Shiki mengangkat tubuh Ashina keatas kasur dan mencengkram kedua tangannya diatas kepalanya dengan satu tangan. Ashina sangat terkejut dan tubuhnya menegang.

Kemudian selanjutnya bibir Shiki sudah membekap bibir Ashina. Sekarang sesosok tubuh yang berat menimpanya. Shiki merobek pakaian dalam dan Rok-nya. Setelah itu ia menemukan sebuah tato di tubuh Ashina dan tertawa.

“kau adalah putri seorang Yakuza!”. Kata Shiki memegangi kepalanya dan mulai tertawa.

“ini tato… Hiruma!”

Ashina seolah menjadi putus asa dan mencari cara apapun untuk menjauh dari Shiki.
Shiki tertawa puas “kau benar-benar sangat menarik!”

“apa sekarang kau takut setelah mengetahui siapa aku?! yang ternyata adalah seorang yakuza?! Ayahku akan datang dan memanggil anak buahnya untuk menggantungmu hidup-hidup” Ashina memberanikan diri untuk mulai kembali memberontak.

Tapi itu tidak berlangsung lama setelah Shiki menjawab. “tidak juga”.

"Kau boleh memanggil ayah-mu atau siapapun itu. Dan akulah yang akan menjamin bahwa anak buahku akan segera menghabisinya" Shiki membuka kemejanya dan memperlihatkan tubuh berototnya yang penuh tato pada Ashina. “ZA…BU…ZA?!” tubuh Ashina melemas setelah Shiki melanjutkan perkataanya.

"Benar! Wah kau sangat pintar dalam menebak gambar sayang..."

Shiki tersenyum sadis kearah sang gadis yang sudah telihat gemetaran itu.

“Kalau begitu, aku mengucapkan selamat datang di sarang Zabuza, nona Hiruma”

Setelah itu Shiki kembali mencium gadis yang masih dalam keadaan terguncang itu dengan kuat. semakin Ia mencoba untuk lepas dari darinya maka akan semakin kuat juga gengamannya. Bibir Shiki semakin menuntut. Ia menciumi Ashina dengan ganas. Ibu jari Shiki membuka bibirnya dan mulai bermain-main dengan lidahnya. ciuman kali ini berlanjut dari wajahnya kemudian kekupingnya, lehernya, tengkuknya. Ia meremas payudaranya yang indah dan mulai menghisap puncak payudara Ashina. Ashina mengerang. Ia kehilangan semua pikirannya. yang hanya ia lakukan sekarang adalah menikmatinya.

"Eh... Kau sangatlah sensitif ya..." Shiki terkekeh.

Shiki kembali terhenti ia berpikir ia akan mengulur waktu terlebih dahulu agar mereka bisa bercinta dengan panas. Tetapi kemudian ia tak dapat menunggu lebih lama lagi setelah melihat wajah Ashina yang semakin merona, cantik, dan manis. gairahnya sudah tak dapat ia kendalikan. Shiki dengan cepat membuka celananya. Ia merentangkan kaki Ashina, memeluknya. Ia panas dan basah sehingga Shiki dapat memasukinya dengan lebih mudah. Belum seluruh kejantanan Shiki terbenam seluruhnya kedalam tubuh Ashina, tetapi itu sudah merobek keperawanannya. Dan Ashina berteriak sangat nyaring sampai jeritannya menggema diseluruh ruangan. Shiki terbelakak.

“kau masih perawan?” kata Shiki sambil tercengang. “aku tidak menyangka seorang Yakuza akan menjaga putrinya dengan sangat baik sampai memberikannya kepada calon suaminya dalam keadaan suci.”

“apa kau belum puas?” Ashina terisak sambil mencengkram lengan Shiki.

“kau membuatku terkesan” Shiki kemudian mengelus wajah Ashina dan menciumi di tempat air matanya berjatuhan. “aku hanya belum pernah tidur dengan perawan sebelumnya”

Shiki kembali menciumi tengkuknya, membiarkan rasa panas menjalar keseluruh bagian kulit Ashina.

“aku hanya diberitahu kalau untuk pertama kali pasti sakit.” Shiki kemudian meremas payudara Ashina dengan telapak tangannya yang lebar, ia memainkan jarinya dipuncak payudara Ashina hingga terasa perih.

Ashina merasa sangat terhina mendapati tubuhnya yang dengan pasrah menerima sentuhan jemari Shiki diatas tubuhnya. Membuat harga dirinya seperti hancur berkeping-keping.

“sampai kapan kau mau mempermalukanku seperti ini?” Shiki mengadahkan kepalanya dan melihat Ashina.

Ashina mengangkat kedua tangan yang kecil dan menutupi wajahnya yang sudah dibanjiri air mata. “itu sudah cukup, kumohon lakukan dengan cepat”.

Ashina terisak pelan tapi entah mengapa tangisan itu membuat hati Shiki merasa pedih dan sakit. Tanpa kata-kata Shiki menarik bagian tubuhnya setengah jalan lalu kembali memasukinyanya lagi. Gadis itu kembali mengerang kesakitan. Shiki menjaga berat tubuhnya memastikan ia tidak akan meremukkan tubuh mungil dibawah tubuhnya. Shiki merasakan tubuh Ashina bergetar. Tetapi itu tidak berlangsung lama sampai ia merasakan kenikmatan luar biasa yang diberikan Shiki padanya. Shiki bergerak perlahan-lahan pada awalnya, kemudian semakin lama semakin cepat, cepat dan semakin cepat. Ia menarik satu kaki Gadis itu kearah badannya dan menekannya. Ia bergerak dengan semakin cepat dan setelah beberapa menit kemudian ia mendorong dirinya dalam-dalam kedalam tubuh gadis itu dan dengan lemas tergulai diatas tubuhnya.
Shiki memperbaiki tempo nafasnya dengan menarik nafas panjang dan menghembuskanya. Setelah meraih ketenangannya, ia memperhatikan sosok cantik yang tertidur di bawah tubuhnya. Ia membelai wajah gadis itu dan menatapnya dalam diam.

Ashina adalah gadis pertama didalam hidupnya yang membuatnya bungkam dan sesak dengan hanya mendengar isakan kecil yang ditahan oleh gadis itu. Tanpa perlu ditanyakan lagi kebenarannya, Ashina mengusik ketenangannya dan gadis itu sudah berhasil menembus dinding tebal Shiki yang dingin. Dan Shiki pun benci karena ia harus mengakui itu.

Setelah beberapa saat berpikir ia mengulingkan badannya disamping tubuhnya. Ia menarik gadis itu kedalam pelukannya dan jatuh tertidur.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2014. Original Art Project - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Ergo Loogan
Proudly powered by Blogger